Kamis, 31 Juli 2014

PUISI_Tetes Darah Di Kota Suci



Tetes tinta darah terlukis indah di kota suciku
Meninggalkan bekas noda merah menyeringai
Sungguh, kota suciku tlah ternoda
Oleh tangan-tangan kejam para pejagal
Marhaban Yaa Syahidiin..
Marhaban Yaa Mujahidiin..
Adakah embun yang masih setia menghapus jejak memori kelam itu?
Di saat para kerabat Palestinaku terserang malang rindu
Bumiku memerah
Tanahku memerah
Banjir oleh darah para syuhada
Serta pekik tangis para sahabat tak berdosa
Allah, di sela sujudku berdoa, “Jagalah mereka dengan kuasa-Mu”
Demi waktu-Mu
Demi raga yang ada dalam genggaman-Mu
Ku bertakbir

Rabu, 30 Juli 2014

Antologi Puisi Ramadhan



Surat Suci

Tlah kutulis pesan di hamparan pasir
Di antara deburan angin gurun
Bagimu – bagiku
Kisah memori kita
Kedatanganmu bak mukjizat
Sekali setiap tahun, saat alam merona dengan sambutan takbir
Mengubah sisa bulan menjadi kegembiraan
Hapuskan belenggu rantai noda
Bagimu – bagiku
Surat suci ini adalah pengikat
Untuk pertemuan selanjutnya
Suatu saat, kau akan menemuiku dalam wujud kebaikan

Setangkai Ranting Kurma

Setangkai ranting kurma menengadah ke langit
Diamnya mencumbu sengatan cahaya lembut
Mengalirkan embun disela jari kehidupan
Ia berbisik, Akankah saatnya tiba?
Panji-panji hitam tlah bersorak riuh
Ini saatnya! Rumput pun memuja
Kuda perkasa tlah dipasang
Bertempur membunuh nafsu hitam
Setangkai ranting kurma menjulur
Mengalirkan embun disela jari kehidupan
Ia berbisik,
Bersiaplah menjemput tebusan amalmu

Amplop

Sepucuk amplop putih tergeletak
Di bawah bayang-bayang sisa sinar fajar
Aroma kasturi sampaikan salam surga
Menggoda di setiap lubang hampa
Sepucuk amplop putih tergeletak
Kabarnya membawa berita gembira
Tentang malam seribu bulan
Dan pedoman bagi para ingsun
Sepucuk amplop putih tergeletak
Kusentuh dengan naluri hati
Menyusuri jalinan kata yang terukir
Memahat setiap dinding alam bawah sadarku

Diikutsertakan dalam event Antologi Puisi Islam FAM "Ramadhan Bulan Yang Menginspirasi"

Selasa, 29 Juli 2014

Kata Mutiara Lebaran 1435 H

( I ) Kunci Keberkahan Ramadhan dan Kebaikan hidup adalah menjaga lidah dan hati.

( II ) Ramadhan adalah bulan dimana bibir basah dengan dzikir, mata terjaga melihat kebesaran-Nya, telinga mendengar ucapan terpuji dan hati yang selalu hidup dan terjaga dari noda. Tak ada kata terlambat untuk kebaikan.

( III ) Ketika hubungan itu renggang, maka menyambung Silaturrahim adalah jalan terbaik satu-satunya. Percayalah, bahwa Silaturrahim melembutkan hati siapapun.

( IV ) Sikap Memaafkan itu sesungguhnya mendamaikan hati dan memuliakan diri kita, BUKAN merusak harga diri.

Diikutsertakan dalam event Lomba Menulis Kata Mutiara FAM (28-07-2014)